Saat ku minta kau berikan advice yang dapat membangun semangatku, kau tak biarkan diriku menurutimu. Bukan aku ingin minta maaf padamu, ku hanya ingin kau teruskan advice yang membangun itu kepadaku selama kita masih dalam dekapan dunia fana ini. Namun hati tak dapat berkutik dari gemilau dunia yang sungguh menggoda dengan segala fasilitas dan kelengkapan yang ada. Ajari aku untuk bisa menjadi yang mereka pinta agar ku bisa membuat mereka bangga akan adanya aku disini. Tak bisakah ku berharap advice itu selalu, sampai kapan ku harus menunggu kepastian jalan ini. Mencoba menentukan pilihan berdasar hatiku, tapi saat suatu yang menghiyurkan datang, ku seolah terlupa atas semua yang advice yang kau utarakan. Namun ku ingin kau tau meskipun kurangnya rasa syukur ini yang tak bisa ku cukupi, dalam hatiku inginkan kau bukanlah segalanya bagiku. Inginku menjadi insan sejati yang senantiasa mengamalkan segala syariat dan sunnah yang ada.
Saat terbangun dari mimpi sepi yang menghampiri, sesosok manusia pun ku lihat berjalan menyusuri emperan dormitory. Hati tersadar, terhampar, menghembuskan suatu maaf yang mendalam. Mengapa tak sadar dari awal, tak ada yang bisa mengingatkan dan memberi advice selain yang Maha Kuasa yang Maha Mendengar. Ya Illahi ampuni dosa hamba ini, yang biarkan waktu berlalu dengan sedikit manfaat yang ku artikan. Tak ingin sampai kapan ini terulang inginkan aku menjadi insane yang senantiasa memohon petunjuk saat melangkah menuju masa depan. Ya Allah Ya Rabbi, hanya kepadaMu hamba memohon dan hanya rahmat dan ridhoMu lah hamba harapkan. Barang itu telah kusimpan meski dengan berjuta penyesalan saat harus menentukan dua pilihan yang merepotkan. Semoga kali ini ku dapat lebih mensyukuri arti adanya sesuatu di depan mata, kesempatan yang terlupa, keindahan yang tak nyata, kekuatan rasa, agar ku bisa temukan arah jalan yang tak menyimpang. Hemm
Melawan kegeoisan demi sebuah keikhlasan. Tak semudah halang melintang, pastilah ada hal yang ku lewatkan. Namun kesadaran yang kini ku butuhkan benar-benar ingin membalas budi meski takkan cukupi. Begitu parahnya diriku yang sering menoleh keatas tanpa kendali rem keikhlasan berada di tengah. Ku ingin kau tahu jauh dalam lubuk hatiku tak ingin ku terhindar dari tujuan awal. Tetap melangkah dengan pasti. Ku ingin kembali kejalanMu yang senantiasa terangi hari dan hati. Its just way to spend my heart. Keep smile
0 comment:
Posting Komentar
Informasi Pilihan Identitas:
Google/Blogger : Account special blogger
Another : Jika tidak punya account blogger namun punya alamat Blog atau Website.
Anonim : Jika tidak ingin mempublikasikan profile anda (tidak disarankan). salam hangat, Roisa :)